ADWORD

ADWORD

adalah iklan yang di pasang di situs pencarian yang ada di google.. misalnya anda akan mencari kata "BISNIS INTERNET" pada kolom pencarian google, maka akan keluar banyak sekali hasil pencarian tersebut, di sebelah kanan layar anda, juga akan ada "sponsor link" atau " sponsored by" dan akan ada beberapa iklan yang tampil disana. Nah iklan yang di kanan itulah yang namanya ADWORD, dan itu lah sumber uang kita di ADSENSE.
Read rest of entry

Apa itu ADSENSE ?

Apa itu ADSENSE ?

Adsense adalah suatu sarana untuk mencari uang di internet dan yang terpenting adsense itu gratis...
Penjelasannya seperti ini:
Mungkin anda sudah kenal baik dengan yang namanya "GOOGLE" Google adalah situs pencari terbesar di internet saat ini.. Melayani lebih dari 22 juta pencarian setiap harinya..Nah sebenarnya google adalah juga gudang uang yang sangat besar kalau anda tau bagaimana mencarinya.. ADSENSE adalah salah satu alat untuk kita mencari uang di google..ADSENSE adalah kepanjangan dari "ADWORD SENSE. disingkat "ADSENSE" jadi adsense adalah sari dari adword
Read rest of entry

Belajar Desain Grafis

Belajar Desain Grafis

Disini tempatnya kamu bisa dapatkan semua tips atau trik tentang desain grafis (khususnya yang berbasis vektor). kamu juga dapat mendownload e-booknya dalam bentuk pdf. Dan yang penting semuanya gratis
Read rest of entry
Gunakan 21 Software, Warnet Bisa Lolos Razia

Berita di petik dari : http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_radar&id=166652&c=88

MALANG - Badan Pengurus Nasional Asosiasi Warung Internet Indonesia (BPN Awari) menunjukkan sedikitnya 21 jenis software (perangkat lunak) bebas tak berbayar untuk menjamin keamanan bisnis warnet di Kota Malang. Bagi pebisnis pemula, modal 21 jenis software tersebut sudah bisa menopang jalannya bisnis warnet tanpa takut terkena sweeping petugas kepolisian.
Ketua BPN Awari M. Irwin Day kemarin mengatakan, software tersebut adalah pendukung dari jenis aplikasi yang sering digunakan para user. Mulai aplikasi perkantoran, aplikasi gambar, hingga fasilitas multimedia sudah bisa diakses dengan 21 software bebas itu.

"Kami telah petakan dan meneliti 21 software itu sebagai software opensource. Warnet bisa pakai, pribadi pun bisa instal kalau takut terkena razia software ilegal. Polisi pun tak bisa berbuat apa-apa," kata Irwin dalam Focus Group Discussion dalam rangka bedah buku panduan berbisnis warnet di Hotel Regent’s Park, kemarin.

Untuk menjalankan 21 software tersebut memang perlu belajar sedikit karena beberapa fiturnya dipandang baru dibanding software yang sudah biasa dipakai. Namun, karena dirancang untuk memudahkan, maka proses belajar tak memerlukan waktu lama. "Hasilnya tak kalah dengan software yang sedang ngetren. Hanya perlu belajar sedikit," saran dia.

Yang juga menjadi poin penting, Operating System (OS) untuk menjalankan 21 software itu mutlak OS legal. Ada dua OS yang sering digunakan. Yakni Windows dan Linux. "OS-ya harus legal. Kalau tidak, percuma yang 21 tadi," katanya.

Sementara, BPN Awari mencatat adanya kenaikan permohonan anggota Awari di Kota Malang pasca sweeping software oleh polisi pertengahan Mei 2007 lalu. Ada setidaknya lima pengelola warnet di Kota Malang yang ingin bergabung.

"Siapa-siapanya saya lupa. Yang pasti, di Kota Malang para pengelola mulai sadar pentingnya berhimpun setelah digerebek habis-habisan polisi," kata Ketua Bidang Organisasi BPN Awari M. Yamin.

Yamin berharap, langkah mereka diikuti pengelola warnet yang lain. Sebab sudah saatnya pengelola warnet sadar perkembangan pesat bisnis warnet harus mulai dibarengi dengan menjalin kekompakan antar-pengelola. Yang terjadi di Kota Malang saat munculnya penggerebekan polisi adalah cermin dari lemahnya kekompakan antar-pengelola.

Terpisah, Direktur Pemberdayaan Telematika Depkominfo RI Bambang Soeprijanto berterima kasih pada pengelola warnet yang menumpahkan unek-uneknya untuk mengoreksi buku panduan. Masukan peserta akan dijadikan bahan melengkapi buku panduan bisnis warnet. Buku itu akan ditetapkan sebagai buku panduan bisnis warnet nasional. Selain Malang, aspirasi juga dijaring dari pengelola warnet di Jakarta dan Kupang.

"Buku ini juga memuat visi nasionalisme. Dalam mengembangkan informasi melalui warnet, orang Indonesia kan bisa memilih menggunakan open source. Selain aman, tidak mahal, beberapa juga karya orang-orang Indonesia" tutur Bambang.
Read rest of entry
Mencegah Masalah-masalah Pemuda
Setelah menyelesaikan studi tentang pemuda, para peneliti dari Yale menyimpulkan, "Usia dua puluhan dan tiga puluhan tahun kemungkinan adalah masa yang paling banyak dan penuh dengan tekanan dalam siklus kehidupan. Seorang pemuda (atau pemudi) harus menghadapi berbagai penyesuaian dan pengembangan yang sulit, masa ini merupakan masa yang tidak bisa dipermudah atau diperlancar. Akan tetapi, masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tekanan yang banyak itu, dan memfasilitasi pekerjaan pada tugas pengembangan." (Levinson et al., Seasons of a Man´s Life, hal. 337). Sebagai langkah awal, para peneliti menyarankan bahwa akan sangat menolong para pemuda jika mereka didampingi dalam mendapatkan pekerjaan dan tinggal di lingkungan dimana kepribadian dan perkembangan karier mereka dapat terstimulasi dan bukannya terhalang.
Ketika saya bekerja di pusat konseling pada sebuah universitas, salah seorang konseli saya sakit. Karena dia tidak punya mobil, maka saya menawarinya untuk mengantarnya pulang. Ketika saya melihat bahwa dia tinggal dengan sebuah keluarga yang secara psikologis suasananya tidak sehat, saya jadi memiliki penilaian yang baru mengenai alasan mengapa dia memiliki masalah dalam penyesuaian diri dengan kedewasaan. Apa pun yang coba kami lakukan selama konseling selalu dihalangi oleh keluarganya. Jika seorang pemuda bekerja atau hidup dalam suatu lingkungan yang tidak teratur, terpecah-pecah, selalu dicela, maka akan sulit untuk mencegah masalah supaya tidak berkembang atau menjadi semakin buruk. Namun, terapi pencegahan yang terbaik bisa membantu para pemuda untuk bertindak. Setidaknya, ada lima cara untuk mencegahnya, yaitu:
1. Pendidikan dan dorongan.
Terkadang, para pemuda dikejutkan dan diliputi oleh tekanan dari kelompok mereka. Orientasi masa kuliah seringkali memberikan peringatan dan saran praktis dalam menghadapi masalah bagi mahasiswa yang baru masuk, akan tetapi proses ini dapat dikembangkan. Sekolah Minggu, kelompok diskusi gereja, kelompok ibu-ibu muda dan eksekutif junior, kelompok Pemahaman Alkitab (PA) di rumah, atau pelayanan firman yang diberikan secara berkala dapat menolong para pemuda untuk mengatasi tekanan masalah, memberikan anjuran untuk memecahkan masalah, menyediakan kesempatan untuk berdiskusi, dan memberikan kesempatan kepada para partisipan untuk saling mendorong satu sama lain. Ketika gereja atau program lain berbicara mengenai kebutuhan sehari- hari, maka orang-orang akan datang.
2. Lebih banyak mentor.
Ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa orang harus memiliki mentor agar sukses, namun memang ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa mentoring bisa sangat menolong, baik bagi orang yang menjadi mentor maupun bagi pemuda yang dibimbing. Hal ini bisa terjadi karena faktor budaya, dimana pada beberapa budaya, hubungan kekeluargaannya tidak begitu dekat. Hal ini juga terjadi pada orang yang memiliki pekerjaan baru. Contohnya, sebuah perusahaan besar mendapati bahwa organisasi dan orang-orang akan sama-sama mendapat keuntungan jika ada mentoring yang bekerja secara sukarela, dengan ikatan yang sungguh-sungguh antara mentor dengan seseorang yang dibimbing, dan kebebasan yang maksimal bagi orang untuk menghabiskan waktu mereka dengan mendiskusikan apa pun yang mereka anggap dapat membantu. Program kakak adik memberikan petunjuk pencegahan yang sama dan juga berbagai pendekatan Kristen dalam hal pendisiplinan.
Program mentor untuk pemuda tidak harus selalu dilakukan secara formal. Ini bukanlah suatu penyederhanaan bahwa pendekatan yang tepat adalah berdoa untuk hubungan mentor dengan orang yang dibimbingnya dan kemudian secara sadar mencari seseorang yang dapat menjadi mentor Anda, atau orang yang bisa Anda bimbing.
3. Pengembangan mimpi.
Mimpi seorang pemuda -- membayangkan kemungkinan yang dapat memberikan kesenangan dan kemampuan -- pada awalnya akan menjadi samar-samar dan tidak bisa dijelaskan, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kemungkinan itu akan semakin jelas. Untuk menjadikan mimpi itu menjadi suatu kenyataan, pemuda harus berpikir, berencana, dan melakukan tindakan selangkah demi selangkah untuk mencapai tujuan mereka. Proses itu dimulai ketika ada yang bertanya, "Apa yang akan saya lakukan sepuluh tahun yang akan datang? Apakah Tuhan ingin saya melakukan hal ini? Langkah- langkah apa yang harus saya lakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya?" Ketika para pemuda ini berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka, tampaknya mereka kurang mengembangkan pengendalian diri dan pola hidup yang membuat mereka frustasi.
4. Kesabaran orangtua.
Tidaklah mudah bagi para orangtua yang memiliki anak-anak yang tergolong pemuda ketika melihat anak-anak mereka yang sedang beranjak dewasa ini berjuang melawan masalah-masalah yang timbul dalam menghadapi kedewasaan. Kadang-kadang, orangtua justru membuat masalah menjadi semakin buruk karena mereka tidak bisa memberi toleransi. Mereka terus-menerus memberi kritikan dan nasihat-nasihat, meskipun dengan tujuan yang baik. Akan lebih baik bagi orangtua untuk memberikan dorongan, semangat, dan penjelasan, sehingga para pemuda ini dapat dan mau diajak bicara. Orangtua harus mencoba untuk tidak menyelamatkan anak mereka yang sedang beranjak dewasa ini dengan menawarkan uang atau kemudahan lainnya yang justru akan membuat anak ini menghindar dari tanggung jawab. Suatu langkah yang baik jika orangtua memberi petunjuk yang lembut ketika anak-anak mereka menghadapi persoalan. Kadang-kadang, bantuan yang terbaik bagi pemuda adalah petunjuk yang diberikan oleh konselor Kristen atau pemimpin gereja kepada orangtua.
5. Dukungan rohani.
Seorang teman saya pernah menceritakan bagaimana dia dapat tetap bertahan dari pernikahannya yang bermasalah dan impulsive. "Orangtua saya tidak mengajari saya" katanya. "Saya tahu bahwa mereka tidak peduli terhadap tunangan saya, akan tetapi saya juga tahu bahwa mereka juga berdoa. Mereka memiliki iman yang sangat besar bahwa Tuhan Yang Mahakuasa akan menuntun anak mereka yang sedang beranjak dewasa ini dalam membuat keputusan hidup yang penting. Sesaat sebelum pernikahan, saya baru sadar akan kesalahan yang baru saja saya perbuat. Saya yakin bahwa masalah yang besar dapat dicegah dengan iman yang besar dan doa yang terus-menerus dari orangtua saya." Hal ini juga bisa menjadi slogan bagi semua konselor Kristen, termasuk orangtua yang memberikan konseling kepada anak-anak mereka bahwa DOA DAPAT MENCEGAH MASALAH-MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL.
Bagi yang Sedang Berpacaran
Setiap orang yang berpacaran cepat atau lambat harus mengambil keputusan! Pada umumnya dilema yang dihadapi sama, yakni memastikan bahwa kekasih kita adalah pasangan hidup kita yang tepat. Nah, memastikan inilah yang sering kali menjadi masalah, sebab adakalanya hari ini kita merasa yakin, besoknya malah merasa bingung. Untuk mereka yang sedang berpacaran dan termasuk dalam kategori "ya-bing" (ya yakin, ya bingung), di bawah ini ada beberapa butir petunjuk yang mudah-mudahan bermanfaat.
PERTAMA, nikahilah seseorang yang mengasihi Tuhan. Mungkin ada sebagian Saudara yang berteriak, "Saya tidak setuju! Orangtua saya adalah orang Kristen, namun pernikahan mereka tidak harmonis." Kepada Saudara yang berkata demikian, saya menjawab, "Saya setuju dengan keberatan Saudara!" Tidak dapat dipungkiri, di dunia ini ada pernikahan Kristen yang harmonis, namun ada pula yang tidak harmonis. Pernikahan bukan hanya berkaitan dengan hal sorgawi, pernikahan juga merupakan ajang dimana hal yang sorgawi dijelmakan dalam interaksi dengan sesama manusia. Di sinilah kita bergumul karena kita tidak senantiasa hidup dalam kehendak Tuhan yang menekankan pentingnya hidup damai satu sama lain.
Namun demikian, izinkan saya sekarang menjelaskan pandangan saya ini. Dalam 1Korintus 7:39, Rasul Paulus menyampaikan firman Tuhan kepada para istri yang suaminya telah meninggal,
"... ia bebas kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya."
Menikah dengan sesama orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah kehendak Tuhan sendiri. Dengan kata lain, unsur ketaatan memang diperlukan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Selain itu, pilihlah pasangan hidup yang bukan sekedar mengaku bahwa ia seorang Kristen, melainkan seseorang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budinya. Saya dan Santy (istri saya) tidak berani mengklaim bahwa kami senantiasa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Namun, kami berani berkata bahwa kami berupaya untuk senantiasa mengasihi (mengutamakan) Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Tatkala saya memintanya untuk kembali ke Indonesia, ia mengalami pergumulan yang berat (adakalanya masalah ini masih mencuat sampai sekarang) sebab situasi kami saat itu sudah lebih berakar di Amerika Serikat. Secara manusiawi, kedua pandangan ini sukar ditemukan karena kami berdua tidak mau sembarangan menggunakan nama Tuhan untuk mengesahkan keinginan pribadi masing-masing. Faktor mengasihi Tuhanlah yang akhirnya menyelesaikan masalah ini. Berbekal keinginan dan tekad untuk hidup menyenangkan hati Tuhan, Santy memutuskan untuk pulang mendampingi saya.
Hati yang rindu menyenangkan hati Tuhan, yang keluar dari kasih kita kepada-Nya adalah faktor pertama yang harus dimiliki oleh pasangan kita (sudah tentu oleh kita pula). Keharmonisan dalam pernikahan bergantung pada kemampuan kita menyesuaikan diri satu sama lain. Kemampuan kita menyesuaikan diri tidaklah terlepas dari keinginan untuk menyesuaikan diri; sedangkan keinginan untuk menyesuaikan diri sering kali harus timbul dari ketaatan kita pada Tuhan.
KEDUA, nikahilah seseorang yang mengasihi diri Saudara. Pasti ada di antara Saudara yang bergumam, "Sudah pasti ia mengasihi saya, kalau tidak, mana mungkin ia bersedia menjadi pacar saya sekarang." Komentar saya untuk tanggapan Saudara adalah, "ya dan tidak", dalam arti tergantung pada pemahaman kita akan makna kasih itu sendiri. Dalam salah satu episode kisah "Return of The Condor Heroes", si Gadis Naga Kecil berkata kepada Yoko, "Asalkan aku dapat bersamamu, aku akan bahagia." (Saya tidak ingat secara persis kalimatnya, tapi kira-kira itulah intinya). Sudah tentu ungkapan seperti ini adalah salah satu akibat dari perasaan kita tatkala sedang mengasihi seseorang. Namun, ungkapan ini sekali-kali bukanlah kasih itu sendiri.
Saya akan menjelaskan apa yang saya maksudkan. Bedakanlah kedua makna pernyataan ini. Pertama, "Karena saya mengasihimu, maka saya ingin hidup bersamamu." Kedua, "Saya ingin hidup bersamamu, oleh sebab itu pastilah saya mengasihimu." Kedua kalimat ini tidaklah sama meskipun secara sepintas terdengar serupa. Kalimat pertama menunjukkan bahwa keinginan hidup bersama timbul dari kasih; jadi kasih dahulu setelah itu baru muncul keinginan untuk hidup bersama. Kalimat kedua memperlihatkan bahwa keinginan hidup bersama mendahului kasih dan kasih seolah-olah dianggap pasti ada, oleh karena adanya keinginan hidup bersama.
Menurut saya, yang sehat adalah yang pertama. Kita mengasihi seseorang dan karena mengasihinya, kita mulai berhasrat untuk hidup bersamanya dalam mahligai pernikahan. Namun jika kita tidak berhati- hati, kita bisa terperangkap dalam kesalahpahaman yang berkaitan dengan kalimat kedua tadi. Kita bisa saja ingin hidup bersama dengan seseorang, misalnya karena ia membuat kita bahagia. Sebelum kehadirannya, hidup kita bak awan mendung dirundung kekecewaan. Setelah kita bertemu dengannya, hidup kita ceria ibarat rumput yang diselimuti embun pagi. Reaksi seperti ini tidak selalu salah, tetapi apabila tidak mawas diri, kita bisa berpikir bahwa kita mengasihi seseorang, padahal yang terjadi adalah kita senang berada di dekatnya sebab ia berhasil memenuhi kebutuhan kita atau membawa perubahan tertentu dalam hidup kita. Saya kira ini bukan kasih.
Kasih, sebagaimana yang diajarkan oleh Tuhan kita, dapat disarikan dalam satu kalimat,
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ...."
(Yohanes 3:16)
Dengan kata lain, kasih bersifat mengutamakan kebutuhan atau kepentingan orang lain, sebagaimana Tuhan Allah mengaruniakan Anak- Nya agar kita dapat menikmati hidup yang bebas dari kuasa dan kutukan dosa. Jadi, nikahilah seseorang yang mengasihi kita, yang bersedia berkorban demi kebutuhan dan kepentingan kita. Kasihnya kepada kita diwujudkan dalam kerelaannya mengutamakan kita, sekurang-kurangnya ia berusaha untuk melakukannya meskipun tidak sempurna. (Tidak usah saya tekankan lagi, sudah tentu kita pun harus menjadi orang yang mengasihi dia seperti itu pula, baru kita layak mengharapkan kasih yang serupa).
KETIGA, nikahilah seseorang yang dapat mengasihi dirinya. Secara sepintas, saran ini bertentangan dengan butir kedua tadi. Bukankah kalau kita mengutamakan kepentingan orang lain, hal itu berarti kita mengesampingkan kepentingan pribadi? Betul, kita harus dapat mengesampingkan kepentingan diri dulu baru bisa mengasihi seseorang sedemikian rupa, namun ini tidak berarti bahwa kita menjadi orang yang tidak mengasihi diri kita sendiri. Mengasihi diri hanya dimungkinkan apabila kita telah mengenal siapa kita dan tidak berkeberatan menerima diri apa adanya. Mengasihi diri hanya dapat muncul apabila kita sudah memiliki konsep yang jelas dan tepat akan siapa kita serta memandang diri dengan "kacamata" yang positif. Mengasihi diri berarti mengutamakan kepentingan dan kebutuhan diri; dengan kata lain, menganggap diri cukup berharga untuk diperhatikan dan dipenuhi kebutuhannya.
Butir kedua dan ketiga harus berdampingan; apabila tidak, timbullah masalah yang serius dalam pernikahan. Seseorang yang hanya mengutamakan kebutuhan orang lain tanpa menghiraukan kebutuhannya sendiri mungkin sekali adalah seseorang yang belum memiliki kepribadian yang mantap. Sebaliknya, seseorang yang mengutamakan kepentingannya belaka ialah seseorang yang egois dan serakah. Keseimbangan antara mengutamakan orang lain dan mengutamakan diri sendiri memang harus dijaga dengan hati-hati. Namun, yang jelas orang yang dapat menghargai dirinya barulah bisa menjadi orang yang menghargai orang lain. Tanpa penghargaan diri, penghargaan kita terhadap orang lain merupakan kewajiban semata-mata atau keluar dari rasa kurang aman.
Pada awal pernikahan kami, Santy dan saya juga terjebak dalam perangkap "hanya mengutamakan kebutuhan yang lain". Ternyata sikap seperti ini tidak dapat bertahan lama, karena kebutuhan dan kepentingan kami masing-masing tidak bisa dikesampingkan terus menerus. Sampai pada suatu titik, kami harus lebih vokal menyuarakan apa yang menjadi kebutuhan kami. Setelah itu kami pun harus dan baru bisa belajar memenuhi kebutuhan satu sama lain secara lebih terarah. Apabila kita tidak mengkomunikasikan kebutuhan kita dengan jelas, bagaimana mungkin pasangan kita memenuhinya dengan tepat pula?
Ketiga butir ini sesungguhnya merupakan penguraian dari perintah agung Tuhan kita,
"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
(Matius 22:37-39)
Singkat kata, nikahilah seseorang yang hidup dalam perintah dan firman Tuhan yang agung ini. Barulah setelah itu kita dapat menikmati pernikahan yang agung.
Janji-janji Khusus -- Kaum Muda
Meskipun akan ada banyak tantangan dan pergumulan yang harus dihadapi oleh para pemuda, namun Allah tidak tinggal diam. Tentu saja, Ia sudah menyediakan berkat yang melimpah melalui janji-janji- Nya kepada kaum muda. Bagi Anda para pemuda, segera ambil Alkitab Anda dan bukalah Alkitab Anda pada ayat-ayat berikut ini!
Efesus 6:2-3; 5:5-6
1Timotius 4:12
2Timotius 2:22; 3:14-15
Mazmur 119:9
Amsal 1:8-9; 3:1-2; 3:5-6; 10:1; 13:1; 29:3; 24:1-2
1Yohanes 2:15-17
Read rest of entry
 

My Blog List

Term of Use

! Copyright © 2009 Black Nero is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal